
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Penunjukan Ghimoyo, Direktur Utama Jhonlin Group, sebagai Direktur Utama ID Food oleh Menteri BUMN menuai sorotan tajam dari berbagai pihak.
Salah satunya datang dari jurnalis senior Zakki Amali yang mempertanyakan transparansi dan tata kelola dalam kebijakan tersebut.
"Setiap hari ada saja gebrakan pemerintah. Menteri BUMN menetapkan Dirut Jhonlin Group sebagai Dirut ID Food," ujar Zakki di X @ZakkiAmali (14/4/2025).
Dikatakan Zakki, keputusan ini menimbulkan pertanyaan serius terkait praktik rangkap jabatan antara sektor swasta dan BUMN.
Ia menyoroti belum adanya regulasi yang tegas untuk mencegah potensi konflik kepentingan dalam kasus seperti ini.
"Dia mungkin tidak wajib mundur karena juga perusahaan swasta, tidak punya standar good governance yang tegas atur rangkap jabatan di pemerintah?" tambahnya.
Lebih lanjut, Zakki mengungkap kekhawatirannya terhadap arah kebijakan pangan nasional, khususnya jika ID Food berencana menjalankan proyek ketahanan pangan di wilayah Merauke, Papua.
"ID Food mau mengerjakan ketahanan pangan di Merauke kah? Bakalan runyam. Bakal memperparah deforestasi," tandasnya.
Seperti diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi menunjuk Ghimoyo, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Jhonlin Group, untuk menduduki posisi Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food.
Penunjukan ini menggantikan Sis Apik Wijaya, yang baru menjabat sejak Mei 2024.
Perubahan kepemimpinan tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-57/MBU/03/2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Rajawali Nusantara Indonesia, tertanggal 18 Maret 2025.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: