Dari Seragam Cokelat ke Sarung, Polisi Ini Bangun Pondok Tahfidz untuk Anak Yatim di Pangkep

6 hours ago 3
Ipda Muhammad Nurhilal saat memberikan arahan kepada santrinya. (Dokumen pribadi)

FAJAR.CO.ID, PANGKEP -- Di tengah padatnya tugas sebagai anggota Polri, ada satu sosok yang memilih untuk tidak hanya mengayomi dengan hukum, tetapi juga dengan kasih.

Ia adalah Ipda Muhammad Nurhilal, perwira pertama yang sehari-hari bertugas sebagai Pamin 7 Subbagrenmin DitBinmas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel).

Namun, jauh dari sorotan markas, ia juga adalah "ayah" bagi anak-anak yatim dan dhuafa di kampung halamannya.

Nurhilal membangun Pondok Tahfidz dan Rumah Yatim Dhuafa di Kampung Bawang Lompoa, Kelurahan Labbakkang, Kecamatan Labbakkang, Kabupaten Pangkep.

Bukan karena proyek dinas, bukan karena pencitraan. Semua bermula dari keresahan batin melihat anak-anak di kampungnya kehilangan ruang mengaji, kehilangan arah.

“Jadi awalnya saya memang lumayan aktif di kegiatan sosial, ada komunitas peduli yatim dan Masjid. Jadi setiap bulan kita keliling di panti-panti atau Masjid yang butuh bantuan,” kata Nurhilal, Selasa (1/7/2025).

Namun, dari perjalanan sosialnya di Makassar, ia menyadari satu hal yang mengusik nuraninya anak-anak di kampungnya sendiri justru tidak lagi punya akses mengaji.

TPA tutup, guru mengaji telah tiada, dan anak-anak sibuk dengan gawai.

“Di kampung saya lihat sudah jarang ada kegiatan anak mengaji. Kebetulan guru kampung itu sudah beberapa mi meninggal. Terus di TPA juga di Masjid yang dekat rumah sedang pembangunan, jadi tutupki,” kenangnya.

Tak tinggal diam, tahun 2019 ia memutuskan membangun gazebo sederhana sebagai tempat anak-anak belajar mengaji di tanah yang dia beli sebelumnya. Tapi tak berhenti di situ. Ia bermimpi lebih besar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |