Kematian yang Melahirkan Cahaya

1 week ago 14

Oleh: A. Nadia Amalina

Pernahkah kamu menatap langit malam dan terdiam di bawah taburan bintang yang berkilauan? Ada sesuatu yang menenangkan sekaligus misterius di sana, seolah langit sedang bercerita dalam bahasa cahaya.

Di antara kerlip itu, mungkin ada bintang yang sedang mengucapkan selamat tinggal dengan cara paling megah yaitu meledak menjadi supernova, ledakan maha dahsyat yang cahayanya mampu menandingi seribu matahari.

Lebih dari seribu tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1054, manusia di bumi pernah menyaksikan peristiwa langka itu. Saat itu, langit tiba-tiba memunculkan “bintang baru” yang sangat terang hingga bisa terlihat pada siang hari. Penduduk Tiongkok, Jepang, dan Arab mencatatnya sebagai pertanda besar.

Namun, ratusan tahun kemudian, para astronom modern menemukan fakta mengejutkan: bintang itu bukanlah bintang baru, melainkan bintang tua yang sedang meledak. Kini, sisa ledakan itu dikenal sebagai Nebula Kepiting, awan gas bercahaya di rasi bintang Taurus yang masih berputar indah hingga hari ini. Bahkan dalam kematiannya, bintang itu tetap memancarkan keindahan.

Bintang, seperti manusia, punya perjalanan hidupnya sendiri. Ia lahir dari awan gas dan debu, tumbuh menjadi bola api raksasa, lalu bersinar selama jutaan tahun. Di dalam tubuhnya, reaksi fusi nuklir mengubah hidrogen menjadi helium, menghasilkan energi yang membuatnya bercahaya. Tapi tak ada yang abadi di alam semesta. Ketika bahan bakar di inti bintang habis, keseimbangannya hancur. Bintang membesar, memanas, dan akhirnya tak mampu lagi menahan beratnya sendiri. Dalam hitungan detik, seluruh energinya dilepaskan ke ruang hampa yang menciptakan ledakan yang menakjubkan, yang kita sebut supernova.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |