
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Satryo Soemantri Brodjonegeoro dianggap punya dua kesalahan fatal saat menjabat Menteri
Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek). Kebijakan Satryo dianggap memicu dua demo besar dan membuat gaduh. Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto disebut alergi demo.
Satryo Soemantri Brodjonegeoro mengungkap Prabowo alergi demo dengan mengutip pernyataan Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy yang mendatanginya sebelum reshuffle kabinet pertama.
"Prabowo alergi demo, kata Mayor Teddy. Jadi, kalau ada demo itu membuat beliau apa ya menjadi gaduh, suasana jadi gaduh,” ujar Satryo sambil mengutip perkataan Teddy pada sebuah sesi wawancara.
Potongan video wawancara Satryo Soemantri Brodjonegeoro yang mengungkap Prabowo alergi demo kemudian viral di media sosial.
Dalam wawancara tersebut, Satryo mengatakan, berdasarkan informasi dari Seskab Mayor Teddy yang menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menilai dirinya melakukan kesalahan fatal akibat dua demonstrasi besar.
Kebijakan Satryo telah memicu demonstrasi di kantor Kemendikti pada 20 Januari 2025. Demonstrasi besar-besaran lainnya adalah aksi mahasiswa BEM Seluruh Indonesia yang menuntut penurunan uang kuliah tunggal atau UKT pada 17-18 Februari 2025.
Satryo blak-blakan soal Mayor Teddy yang mendatangi dirinya di kediamannya di Widya Chandra, sehari sebelum reshuffle kabinet, (18/2/2025). Teddy menyampaikan bahwa kedua demo tersebut berdampak buruk bagi pemerintahan.
"Intinya, saya dianggap telah membuat kesalahan fatal karena ada demo di kantor saya pada 20 Januari dan demo kenaikan UKT oleh mahasiswa BEM pada 17-18 Februari," beber Satryo.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: