FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ribuan kayu gelondongan yang hanyut saat banjir besar di Sumatra kembali memunculkan polemik. Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Masinton Pasaribu, dengan tegas menyatakan bahwa kayu-kayu tersebut merupakan hasil pembalakan liar.
Namun, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyampaikan pandangan berbeda.
Masinton menegaskan bahwa apa yang terlihat di sungai dan sepanjang aliran banjir bukanlah kejadian alami. Ia menyebut pola yang sama sudah lama terjadi, dan temuan sebelumnya menguatkan dugaan adanya praktik ilegal di wilayah tersebut.
“Saya pastikan illegal (logging),” kata Masinton dalam percakapan telepon dengan politikus PDIP, Rieke Diah Pitaloka. Pernyataan itu dibagikan melalui akun TikTok @riekediahp_official, dikutip Minggu (30/12/2025).
Ia menjelaskan, selama ini hutan di kawasan perbukitan telah banyak ditebang dan kemudian diganti dengan perkebunan sawit. Kondisi inilah yang menurutnya memicu banyaknya kayu besar yang ikut hanyut saat banjir menerjang.
“Kemarin beberapa kita tindak. Sekarang sedang kita buatkan moratorium untuk penghentian tanaman sawit di kawasan perbukitan,” ujar Masinton.
Bupati Tapteng itu mengaku terus berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Sumut. Namun, ia tidak menampik adanya hambatan di lapangan, mulai dari mobilisasi personel hingga keterbatasan pengawasan di daerah yang sulit dijangkau.
Sebelumnya, video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan kayu-kayu besar ikut terbawa arus di wilayah Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Rekaman itu memicu keresahan publik karena ukuran kayu yang terbawa banjir dinilai tidak wajar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































