ANTRE BERJAM-JAM: Ratusan pengendara sepeda motor yang antre berjam-jam mengelilingi SPBU Jenggawah agar mendapatkan BBM pada Minggu (27/7/2025) pagi. (JUMAI/RADAR JEMBER)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat Media Sosial Yusuf Dumdum terus menyoroti motor brebet dan mogok massal di Jawa Timut (Jatim). Dia menyinggung soal kandungan etanol.
Di unggahannya di media sosial, dia mengunggah buku manual sepeda motor. Menunjukkan bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung etanol di atas 20 persen.
“Dalam buku panduan kendaraan speda motor, penggunaan bbm mengandung ethanol diatas 10 % tidak disarankan alias berbahaya,” tulis Dumdum dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (1/11/2025).
Dia juga mengungkit saat Stasaiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta batal membeli BBM di Pertamina. Karena dianggap tak transparan soal kandungan etanol.
“Pada bulan September lalu, pihak SPBU swasta batal beli BBM lewat
@MyPertaminaID lantaran tidak ada penjelasan/transparansi soal kandungan ethanol,” ujarnya.
Belum lama setelah itu, kini muncul fenomena brebet dan mogok massal sepeda motor di Jatim. Dia pun berspekulasi, apakah BBM tersebut sudah tercampu etanol di atas 10 persen.
“Sekarang, banyak terjadi kendaraan mogok setelah isi BBM pertalite di Pertamina. Apakah kandungan Ethanol pada BBM yang beredar melebihi 10% ?” ucapnya.
“Menurut kalian ada korelasinya gak, antara kejadian motor brebet masal dg batalnya SPBU swasta beli BBM ke Pertamina pada Seprtember lalu?” tambahnya.
Fenomena motor brebet ini diketahui terjadi di Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Tuban, dan Malang.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan memang pihaknya menerima sejumlah aduan terkait Pertalite.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































