Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) asal Madura, Islah Bahrawi
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan di SMAN 71 Jakarta yang mengakibatkan puluhan siswa terluka mengundang keprihatinan sejumlah pihak. Terlebih, pelaku atas peristiwa tersebut juga diketahui siswa di sekolah tersebut.
Kejadian itu pula dinilai bahwa bimbingan moral dan spiritualitas generasi muda di era digital saat ini perlu mendapat atensi. Pasalnya, kejadian itu menjadi salah satu alarm runtuhnya bimbingan moral kepada generasi muda.
Penilaian tersebut disampaikan Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Islah Bahrawi. Menurut dia, ancaman radikalisme kini tak lagi berbentuk organisasi besar, melainkan bisa lahir dari individu muda yang tersesat dalam ruang digital.
Kasus itu, kata dia, menyingkap sisi gelap generasi muda yang kehilangan arah spiritual dan saluran normatif dalam mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap kehidupan sosial.
“Generasi muda sekarang sangat eksplosif karena tidak punya ruang untuk menyalurkan kegelisahannya melalui jalur yang sehat, sosial, ekonomi, atau politik,” kata Islah di Jakarta, Selasa.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) itu menilai media sosial kini menjadi “ruang dakwah baru” bagi ideologi kebencian. Tanpa bimbingan moral dan keagamaan yang kuat, generasi Z dan Alpha mudah terjebak dalam algoritma kebencian yang memperkuat emosi negatif dan menormalisasi kekerasan.
“Ketika ruang-ruang itu tertutup, maka pelampiasannya bisa berupa tindakan ekstrem, tawuran, atau bahkan kekerasan yang lebih besar," kata dia.
Dia menilai proses radikalisasi hari ini tidak lagi memerlukan ideologisasi panjang. Cukup dengan algoritma yang memberi ruang bagi kebencian, maka terjadilah echo chamber yang menjerumuskan anak muda pada ekstremisme.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































