
FAJAR.CO.ID, GAZA - Gencatan senjata antara Israel dan Hamas tampaknya hanya akan berlangsung singkat. Pasalnya, hanya berselang satu pekan setelah penjanjian disepakati, militer Israel kembali melakukan serangan mematikan.
Serangan Israel ini dilakukan di Rafah, Gaza bagian selatan, pada Minggu (19/10) waktu setempat, yang disebut menewaskan sedikitnya satu orang.
Aksi ini menjadi ancaman paling serius terhadap gencatan senjata yang baru berlangsung selama sepekan dan dimediasi oleh Amerika Serikat dan negara Liga Arab lainnya.
Media Israel melaporkan adanya 'serangkaian serangan' yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada pagi hari waktu setempat. Pertempuran dilaporkan pecah antara pejuang Hamas dan pasukan Israel yang ditempatkan di wilayah selatan Rafah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilaporkan meninggalkan rapat kabinet untuk mengadakan pertemuan keamanan darurat membahas bentrokan di Rafah.
Laporan awal menyebutkan adanya korban luka di pihak warga Palestina serta kemungkinan korban di pihak militer Israel setelah terjadi ledakan alat peledak rakitan (IED) di area tersebut, demikian mengutip Euronews.
Sementara itu, Guardian melaporkan bahwa pihak Israel telah mengkonfirmasi serangan tersebut. Dalam pernyataan resminya, militer Israel (IDF) mengkonfirmasi telah melakukan serangan di Rafah pada Minggu pagi.
“Tadi pagi, teroris menembakkan rudal anti-tank dan melepaskan tembakan ke arah pasukan IDF yang tengah beroperasi untuk membongkar infrastruktur teroris di Rafah, Gaza bagian selatan, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata,” tulis IDF dalam pernyataannya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: