
FAJAR.CO.ID -- Banyak orang mengira bahwa Gunung Everest, sebagai gunung tertinggi di dunia ya segitu-segitu saja tingginya. Tapi ternyata, gunung ini masih terus bertambah tinggi sedikit demi sedikit setiap tahun! Kenapa bisa begitu? Yuk, kita bahas fakta ilmiahnya!
Gunung Everest secara resmi memiliki tinggi sekitar 8.848,86 meter di atas permukaan laut, menurut pengukuran terbaru tahun 2020 oleh Tiongkok dan Nepal. Tapi angka ini bukan paten selamanya karena ternyata, tinggi Everest bisa berubah!
Hal ini karena lempeng tektonik. Gunung Everest terletak di Pegunungan Himalaya, tepat di pertemuan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia. Setiap tahun, Lempeng India terus bergerak ke arah utara dan menabrak Lempeng Eurasia.
Tabrakan ini menyebabkan lapisan tanah terangkat sedikit demi sedikit, dan hasilnya: Everest makin tinggi!
Proses ini disebut sebagai proses orogenic, yaitu pembentukan pegunungan akibat tumbukan antar lempeng. Kecepatannya memang kecil, diperkirakan sekitar 4 mm hingga 1 cm per tahun. Tapi secara geologi itu cukup signifikan.
Apakah Gunung Everest pernah berubah tinggi karena gempa? Jawabannya: Ya! Selain karena gerakan lempeng, gempa besar juga bisa mengubah tinggi gunung. Misalnya, gempa dahsyat Nepal tahun 2015 sempat membuat para ilmuwan khawatir Everest menyusut.
Beberapa pengukuran menunjukkan sedikit perubahan, tapi secara umum tinggi Everest tetap bertambah dari waktu ke waktu.
Beberapa fakta lainnya tentang Gunung Everest, yaitu:
- Nama lokal Gunung Everest dalam bahasa Nepal adalah Sagarmatha, artinya "Dahi Langit". Dalam bahasa Tibet disebut Chomolungma, yang berarti "Ibu Dewi Alam".
- Gunung ini pertama kali didaki hingga puncaknya oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953.
- Meski tertinggi, Everest bukan gunung paling berbahaya. Beberapa gunung lain seperti K2 memiliki tingkat kematian pendaki yang lebih tinggi.
Gunung Everest bukan sekadar tumpukan batu tinggi di dunia, dia adalah bukit hidup dari bagaimana Bumi terus berubah, bergerak dan bernapas. Tingginya yang terus bertambah kadi pengingat bahwa bahkan gunung tertinggi pun tidak pernah benar-benar "diam".
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: