1 week ago
11
Arsip - Presiden Prabowo Subianto (kanan) bersama Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (tengah) memperhatikan penjelasan pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio (kiri) pada pertemuan yang membahas pengelolaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia dengan sejumlah pengusaha di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/3/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU/aa.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai para tokoh yang ditunjuk sebagai dewan penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memiliki profesionalisme tinggi serta rekam jejak panjang di bidangnya.
Susunan dewan penasihat tersebut mencakup nama-nama berpengaruh di dunia keuangan dan investasi global, seperti Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra.
"Saya setuju, memang nama-nama yang ditunjuk profesional dan sangat berpengalaman, baik nama-nama global maupun nama-nama dari dalam negeri," ujar Rully saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Langkah pemerintah Indonesia dalam pembentukan dewan penasihat ini juga menarik perhatian media asing. Asia Times, dalam artikel berjudul “Panicked Investors Should Give Indonesia a Second Look”, menilai bahwa keputusan ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mengelola kekayaan negara secara profesional dan dengan pendekatan global.
Artikel yang ditulis Nigel Green menyoroti peran Ray Dalio dan Jeffrey Sachs dalam dewan penasihat Danantara.
"Investor di seluruh dunia seharusnya menyambut perkembangan ini, bukan menjauh. Ray Dalio adalah salah satu investor paling disegani di zaman kita. Jeffrey Sachs telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk memberi nasihat kepada pemerintah tentang pembangunan berkelanjutan dan kebijakan ekonomi berkelanjutan. Hal ini saja sudah menunjukkan betapa seriusnya misi dan status inisiatif tersebut," tulis Green.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
