Pixabay. Kilang minyak (Ilustrasi)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center for Energy Policy, M. Kholid Syeirazi menimpali pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yusha Sadewi. Terkait pernyataan bendahara itu yang mencap Pertamina malas bangun kilang.
Kholid menjelaskan, Singapura punya kilang dengan kapasitas 1,3 juta barel per hari. Itu, kata dia, sangat besar.
“Singapura itu punya infrastruktur kilang yang gede banget. Kapasitas kilang mereka itu sekitar 1,3 juta barel per hari,” kata Kholid dikutip dari YouTube SINDOnews, Sabtu (8/11/2025).
“Sementara konsumsinya itu kalau nggak salah sekitar ratusa ribu barel per hari,” tambahnya.
Di titik ini, dia mengungkapkan Indonesia jadi pasar SIngapura. Agar lebih dari konsumsi mereka bisa disalurkan.
“Siapa off takernya kelebihan itu kalau 1 juta. Ya nggak. Jadi singapura sangat mengandalkan market share dari Indonesia,” ujarnya.
Karenanya, dia menegaskan omongan Purbaya soal Pertamina dicap malas tak bisa dibenarkan sepenuhnya. Mengingat ada faktor lain.
“Sehingga kalau Pak Menkeu kemarin ramai-ramai Pertamina malas. Bukan sekadar itu. Ini kan ada faktor geo politik. Saya ini mempelajari ini isu ini lama sekali. Sejak sebelum reformasi, sampai reformasi,” imbuhnya.
Faktor geo politik tersebut, menurutnya sangat berpengaruh. Sampai Menkeu menulis surat kepada pemerintahan RI.
“Bahkan Word Bank itu, nulis surat kepada Menteri Keuangan, nanti bisa dilacak Menteri Keuangannya pada saat itu siapa,” terangnya.
Surat tersebut, meminta kepada pemerintah Indonesia agar tak membangun kilang. Walau diketahui saat ini Pertamina mempunyai sejumlah kilang.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































