
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politisi PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean menilai kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump tak hanya soal neraca dagang, tapi strategi geopolitik besar.
"Menurut analisis saya, kebijakan Trump bermuara pada dua hal," ujar Ferdinand di X @ferdinand_mpu (6/4/2025).
Pertama, katanya, adalah untuk menghajar musuh utamanya, Cina, dan investasinya di banyak negara.
Kedua, untuk menciptakan kekacauan global guna menata ulang dunia sesuai selera Amerika
Ferdinand menyebut dua agenda ini sebagai dasar dari berbagai kebijakan strategis lanjutan yang sedang dimainkan AS di panggung internasional.
"Kedua hal ini jadi landasan turunan kebijakan strategis lainnya," tandasnya.
Sebelumnya, Managing Director PEPS, Anthony Budiawan, menyebut kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump sebagai pemicu gejolak pasar global.
Dikatakan Anthony, saat ini dunia sedang terguncang. 3 April 2025 lalu bursa saham global membara.
"Indeks Dow Jones turun 3,98 persen, S&P 500 turun 4,84 persen, Nasdaq turun 5,97 persen," ujar Anthony kepada fajar.co.id, Minggu (6/4/2025).
Di Eropa, kata Anthony, indeks DAX Jerman turun 3,01 persen, FTSE 100 Inggris turun 1,55 persen, CAC 40 Perancis turun 3,31 persen, dan AEX Belanda turun 2,67 persen.
Diketahui, indeks Nikkei 225 Tokyo anjlok 2,77 persen, Hang Seng Hong Kong minus 1,52 persen, Kospi Korea Selatan minus 0,76 persen.
"Hari ini, bursa saham global masih lanjut merah," ucapnya.
Lanjut Anthony, episentrum guncangan disebabkan oleh kebijakan Presiden Donald Trump yang resmi memberlakukan tarif impor tambahan, yang disebut tarif resiprokal, kepada hampir semua negara di dunia.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: