Tokoh NU Ini Harap Presiden Prabowo Dukung Hakim untuk Beri Hukuman Mati ke Pelaku Korupsi Pertamina

2 days ago 5
Presiden RI Prabowo Subianto menyalami satu per satu 961 kepala daerah/wakil kepala daerah yang dilantik di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025), selepas upacara pelantikan kepala daerah/wakil kepala daerah secara serentak oleh Presiden RI. ANTARA/HO-Kemendagri RI Presiden RI Prabowo Subianto menyalami satu per satu 961 kepala daerah/wakil kepala daerah yang dilantik di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025), selepas upacara pelantikan kepala daerah/wakil kepala daerah secara serentak oleh Presiden RI. ANTARA/HO-Kemendagri RI

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kader Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan punya harapan besar ke Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto.

Harapan tersebut terkait hukuman setimpal yang harus didapatkan oleh pelaku kasus korupsi PT Pertamina.

Melalui cuitan di akun X pribadinya, Umar berharap agar Presiden Prabowo memberikan dukungan ke hakim.

Dukungan ini tentunya diberikan agar mereka berani memberikan hukuman mati ke mereka yang korupsi di PT Pertamina.

“Ayo pak prabowo support hakim agar memvonis mati mrk yg korupsi di pertamina,” tulisnya dikutip Senin (10/3/2025).

“Rakyat pasti dukung anda,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengaku sangat geram terhadap koruptor-koruptor yang masih mencuri uang rakyat.

Prabowo dengan tegas pun meminta aparat penegak hukum untuk menghukum berat koruptor-koruptor.

PT Pertamina (Persero) memberi klarifikasi dengan membantah kabar adanya oplosan BBM RON 90 Pertalite dan BBM RON 92 Pertamax.

Kabar ini mencuat setelah adanya temuan kasus korupsi yang tengah diusut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Ada sekitar sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Sembilan orang ini kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023.

Kasus ini ditengarai menyebabkan kerugian negara yang mencapai Rp193,7 triliun. Atau hampir Rp1.000 dalam 5 tahun.

(Erfyansyah/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |