Penulis Ini Bagikan Pengalamannya Jadi Dosen Yayasan: Gajinya Lebih Tragis dari Guru Honorer

3 hours ago 4

Fajar.co.id, Jakarta -- Beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan dengan cuitan seorang konten kreator, Fahmi Hasan Nugroho, yang membahas soal penghasilan dosen non-PNS atau dosen yayasan dan atau dosen honorer.

Dalam ulasannya, dia menyebutkan bahwa di salah satu kampus swasta, para dosen yang telah mendapatkan sertifikasi dosen tidak lagi diberikan gaji oleh kampus tempat dia bekerja, padahal mereka masih mengajar di situ. Bahkan saat ada akreditasi, para dosen itu baru tahu ternyata dicatat ada alokasi biaya untuk membayar dosen-dosen yang telah tersertifikasi tersebut.

Di kampus lain, seorang dosen mengajar 1 kelas (5 kali sebulan) dengan gaji hanya 150 ribu sebulan. Berarti sekali kehadirannya hanya dibayar 30ribu karena dia honorer, adapun dosen tetap yayasan katanya hanya dibayar 70ribu untuk satu pertemuan.

"Saya juga ingat, dulu pernah menjadi dosen di satu kampus swasta dengan gaji tertulis di SK sebesar 4 juta, tapi yang ditransfer tidaklah segitu," tulis Fahmi.

"Kita memang lebih suka menjadi raja kecil ketimbang bergabung menjadi kerajaan besar, mending punya lembaga pendidikan sendiri," tutupnya.

Menanggapi hal tersebut, seorang penulis perempuan yang juga berprofesi dosen Andi Asrawaty, turut membagikan pengalamannya.

"Saya sudah pengalaman jadi Dosen Tetap Yayasan yang gajinya di sk hanya 750 rb perbulan, tapi ternyata itu hanya sekadar di SK. Pernah juga di SK tertulis 1,5 juta perbulan. Tapi semuanya zonk. Yang dibayarkan hanya 35 rb per pertemuan, jadi jika 16 kali pertemuan dalam 6 bulan…Silahkan dikalikan sendiri…," tulisnya, dikutip Rabu (19/11/2025).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |