Nasib Petugas MBG: Jam Kerja Semrawut, Kontrak Tak Jelas, Gaji Sering Molor

2 hours ago 1
Ilustrasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah pekerja dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menyuarakan keluhan. Mereka mengaku bekerja tanpa kontrak tertulis, jam kerja tidak menentu, dan belakangan belum menerima upah.

Keluhan itu memenuhi kolom komentar akun Instagram Badan Gizi Nasional (BGN) yang kini ramai menuntut pembayaran gaji.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, tidak menampik adanya persoalan pada sistem penggajian tenaga Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Ia menjanjikan pembayaran akan dibereskan dalam waktu dekat.

Salah satu pekerja MBG, Dani, yang menceritakan pengalamannya selama beberapa bulan bekerja di dapur MBG di Jawa Timur. Ia mengaku sudah kehabisan kesabaran karena gajinya tak kunjung cair.

Dani bahkan sampai menuliskan keluhan di akun Instagram BGN.

“Kami dituntut tidak boleh lengah sedikit pun, karena ini menyangkut banyak nyawa. Masak gaji aja terlambat?” ungkapnya.

Dani adalah lulusan SPPI Batch 3 yang semestinya ditugaskan sebagai kepala dapur. Namun karena dapur di wilayahnya belum siap, ia ditempatkan sebagai pengawas dengan status magang di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Jarak dari rumah ke lokasi sekitar 10 kilometer. Tidak ada kontrak, tidak ada kesepakatan tertulis semua hanya disampaikan lewat instruksi.

“Ya aneh banget sebenarnya, tapi enggak tahu lah, saya juga bingung,” ujarnya.

Dani mulai bekerja pukul 01.00 WIB, mengawasi proses memasak hingga makanan siap dibagikan. Sekitar pukul 05.00 WIB proses memasak selesai, dilanjutkan pengecekan ribuan ompreng sampai pukul 09.00 WIB.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |