Jangan Terlalu Cepat, Ini Penjelasan Sahur di Akhir Waktu Lebih Baik

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sahur adalah waktu penting sebelum memulai puasa agar tubuh tetap kuat dan berenergi sepanjang hari. Tapi, masih banyak yang bertanya-tanya, lebih baik makan sahur lebih awal atau di akhir waktu?

Sebagian orang memilih makan sahur lebih awal agar bisa tidur lebih lama, sementara yang lain lebih suka makan mendekati waktu imsak.

Nah, mana yang sebenarnya lebih baik? Simak fakta-faktanya berikut ini!

1.Sesuai dengan Anjuran Rasulullah SAW

Dalam Islam, makan sahur di akhir waktu lebih dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda: "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Beliau juga biasa mengakhirkan sahur dan hanya memberi jarak sekitar 50 ayat bacaan Al-Qur'an sebelum adzan Subuh (sekitar 10-15 menit sebelum waktu imsak). Ini menunjukkan bahwa menunda sahur hingga mendekati imsak lebih dianjurkan dibanding makan terlalu awal.

2.Membantu Menjaga Energi Lebih Lama

Secara medis, makan sahur di akhir waktu lebih baik karena:

• Mencegah tubuh cepat lapar. Makanan yang dikonsumsi lebih dekat ke waktu puasa bisa memberikan energi yang lebih tahan lama.
• Menjaga kadar gula darah stabil. Jeda antara makan dan waktu puasa yang lebih pendek mengurangi risiko gula darah turun drastis di siang hari.
• Mengurangi risiko dehidrasi. Minum air di akhir waktu sahur membantu tubuh tetap terhidrasi lebih lama selama puasa.

1. Menyesuaikan Ritme Metabolisme Tubuh

Saat puasa, tubuh memasuki mode bertahan untuk menghemat energi. Jika makan sahur terlalu awal, maka proses pencernaan akan selesai lebih cepat, sehingga rasa lapar muncul lebih awal.

Sebaliknya, makan sahur di akhir waktu membantu tubuh mempertahankan rasa kenyang lebih lama dan mengurangi kelelahan di siang hari.

4.Mengurangi Kebiasaan Tidur Setelah Sahur

Makan terlalu awal membuat banyak orang langsung tidur setelah sahur, yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti asam lambung naik (GERD).