Ekspansi Infrastruktur Logistik Arab Saudi dalam Kerangka Vision 2030

FAJAR.CO.ID -- Modernisasi rantai pasok menjadi salah satu prioritas dalam Vision 2030, ketika Arab Saudi menargetkan diri menjadi pusat logistik strategis yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa. Upaya ini mencakup penguatan pelabuhan, peningkatan kapasitas kargo udara, perluasan jaringan rel, dan pengembangan kawasan pergudangan terpadu untuk meningkatkan efisiensi distribusi nasional.

Nilai pasar logistik Arab Saudi diperkirakan mencapai sekitar USD 136 miliar pada 2024, menurut analisis perkembangan sektor logistik yang dirilis oleh lembaga riset pasar industri dan Kementerian Transportasi pada 2024 (Saudi Ministry of Transport and Logistics Services, 2024).

Penguatan Infrastruktur Transportasi dan Distribusi

Reformasi logistik nasional berfokus pada integrasi sistem transportasi multimoda. Pemerintah menargetkan perluasan jaringan rel dari sekitar 3.650 km menjadi mendekati 8.000 km (Saudi Railways, 2024). Di pelabuhan, Saudi Ports Authority (MAWANI) mencatat pertumbuhan throughput kargo laut lebih dari 9% pada 2024 (MAWANI, 2024). Kapasitas kargo udara diperluas melalui modernisasi terminal logistik di Riyadh dan Jeddah (General Authority of Civil Aviation, 2024). Pertumbuhan pasar logistik e-commerce diperkirakan lebih dari USD 4,5 miliar pada 2024 (Saudi e-Commerce Market Review, 2024).

Peluang untuk Perusahaan Indonesia
Peluang ekspansi terbuka pada:

• Pengelolaan gudang & distribution center (DC)
• Solusi cold chain untuk F&B dan farmasi
• Freight forwarding & transportasi antarkota
• Otomatisasi pergudangan & sistem manajemen inventaris
• Layanan last-mile berbasis teknologi

Selain peluang operasional, terdapat peningkatan kebutuhan transformasi digital dalam rantai pasok. Pemerintah mendorong penggunaan Warehouse Management System (WMS), Transportation Management System (TMS), tracking berbasis IoT, pengukuran kinerja real-time dashboard, serta digitalisasi dokumen ekspor–impor untuk mempercepat clearance.