DPR: Jangan Sampai Jemaah Haji RI Diperlakukan Lebih Buruk dari Narapidana

8 hours ago 6
Calon jemaah haji Indonesia terakhir yang akan bertolak dari Bir Ali menuju Makkah, Minggu (25/5). (Dhimas Ginanjar/JawaPos.com)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Buruknya pelayanan katering yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia, khususnya pascapuncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) menjadi catatan serius bagi Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI.

Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Alimuddin Kolatlena menekankan jangan sampai jemaah haji Indonesia diperlakukan lebih buruk dari narapidana.

"Makanan narapidana saja bisa diberikan tepat waktu. Tapi jemaah haji, ini sampai berjam-jam bahkan berhari-hari tidak dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Senin (16/6/2025).

Menurut Alimuddin, kelalaian dalam distribusi makanan pasca-Armuzna mencerminkan kegagalan sistemik dalam pelayanan haji. Ia mengungkapkan, banyak anggota DPR RI yang turun langsung ke sektor-sektor pemondokan dan hotel jemaah, dan hampir semuanya menerima keluhan yang sama: makanan terlambat, bahkan tak sampai ke tangan jemaah.

“Mereka datang ke Tanah Suci bukan untuk diklat, bukan untuk dididik. Mereka datang untuk ibadah yang hanya sekali seumur hidup. Maka sudah sepatutnya mereka dilayani dengan baik, bukan malah disia-siakan,” kritik legislator dari Fraksi Partai Gerindra ini.

Alimuddin juga mempertanyakan mengapa pemerintah kesulitan mencari 3.000 hingga 5.000 petugas haji terbaik dari tanah air yang betul-betul bisa melayani jemaah secara optimal. Menurutnya, benang kusut persoalan haji seharusnya bisa diurai jika seleksi dan pelatihan petugas dilakukan lebih ketat dan terarah.

Di sisi lain, ia berharap fase akhir pelaksanaan ibadah haji di Madinah dapat menjadi penyejuk dan pelipur lara bagi jemaah yang sebelumnya mengalami kesulitan di Makkah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |