6 days ago
15
A teller counts Indonesian rupiah notes next to US dollar notes at a currency exchange point in Jakarta on July 19, 2012. Indonesia's weakening rupiah and widening current account deficit are raising concerns about Southeast Asia's largest economy, which is struggling against contagion from the global crisis. AFP PHOTO / ROMEO GACAD
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan pelemahan. Penutupan perdagangan pada Selasa (25/3/2025), Rupiah melemah pada level Rp16.611 per dolar Amerika Serikat (AS).
Bahkan, Rupiah sempat anjlok ke level Rp16.640 per dolar AS. Ini merupakan level terparah sejak 1998, bahkan melewati titik tertinggi sebelumnya saat Covid-19 pada 23 Maret 2020.
Kurs Rupiah sempat menyentuh level Rp16.800 per dolar AS pada 1998. Ini merupakan titik tertinggi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sementara pada awal perdagangan Rabu (26/3/2025), kurs
Rupiah terhadap Dolar AS pada angka Rp16.590 per Dolar AS. Namun, sekitar 14 menit sejak perdagangan dibuka, rupiah terpantau melemah 0,06% ke angka Rp16.600 per Dolar AS.
Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dipicu faktor luar negeri dan dalam negeri. Pemicu melemahnya Rupiah dari dalam negeri akibat kondisi ekonomi yang kian seret.
Tim Analis BRI Danareksa mengatakan sentimen dalam negeri turut mempengaruhi pelemahan rupiah. Sentimen negatif tersebut seperti pelemahan daya beli masyarakat, defisit transaksi berjalan negara, dan ketidakstabilan kebijakan ekonomi.
Sementara dari faktor luar negeri, kebijakan moneter The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,25% - 4,50% memengaruhi perkasanya mata uang Dolar.
Dolar AS saat ini sudah menguat 0,18% ke level 140,122.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra kepada media mengungkapkan faktor penyebab rupiah terus-menerus melemah. Menurutnya, ada kekhawatiran pasar soal perang dagang yang dipicu oleh kebijakan kenaikan tarif Trump.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
