Dampak Food Estate, Dandhy Laksono Ungkap Pertanian Cokelat Organik Papua dalam Bahaya

8 hours ago 5
 Instagram @dadhy_laksono) Sutradara Film Dirty Vote, Dandhy Laksono (Foto: Instagram @dadhy_laksono)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film 'Dirty Vote', Dandhy Laksono, menyoroti potensi ancaman proyek food estate terhadap pertanian cokelat organik di Papua.

Ia mengungkapkan bahwa beberapa daerah seperti Kampung Berap, Jayapura, telah lama menanam cokelat organik dengan metode tumpang sari, yang menjaga keragaman tanaman.

Dikatakan Dandhy, cokelat hasil tani Papua bahkan telah berhasil menembus pasar internasional, termasuk diekspor ke Jepang.

"Konsep pertanian organik dan tumpang sari jadi daya tarik pasar internasional," ujar Dandhy (12/3/2025).

Namun, ia mengkritik kebijakan pemerintah yang mendorong sistem monokultur dalam proyek food estate.

"Lalu datang pemerintah dengan proyek monokultur food estate," cetusnya.

Menurutnya, sistem ini berpotensi merusak budaya pertanian masyarakat setempat yang telah berlangsung turun-temurun.

"Berpotensi merusak budaya tanam masyarakat," Dandhy menuturkan.

Sebaliknya, Dandhy menilai bahwa produksi massal berbasis mekanisasi pertanian justru memiliki banyak pesaing dan kurang menarik bagi segmen premium tertentu.

"Produksi massal hasil mekanisasi pertanian, justru banyak kompetitornya, dan tak menarik bagi segmen (premium) tertentu," tandasnya.

Sebelumnya, Politikus dan aktivis Syahganda Nainggolan memberikan pandangannya terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) food estate seluas dua juta hektare di Merauke, Papua Selatan.

Ia menekankan pentingnya penggunaan teknologi modern dalam pengembangan proyek tersebut, serta mengingatkan dampaknya terhadap masyarakat adat Papua.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |