
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Bulan suci Ramadan bukan hanya waktu untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk memperkuat kesehatan mental dan emosional.
Selama satu bulan penuh, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, meningkatkan ibadah, serta melakukan berbagai kegiatan sosial.
Namun, di tengah rutinitas ibadah, penting untuk tetap menjaga keseimbangan mental agar Ramadan bisa dijalani dengan lebih nyaman dan bermakna.
Menurut Ahli Gizi dan Konsultan Diet dari Alyve Health, Nausheen Shaikh, Ramadan sering kali lebih difokuskan pada aspek fisik, padahal kesehatan mental juga harus diperhatikan.
"Ramadan adalah kesempatan unik untuk merawat kesehatan mental sambil memperdalam pertumbuhan spiritual," ujarnya.
Berikut lima strategi yang dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosional selama Ramadan.
- Menjaga Rutinitas yang Seimbang
Menjalankan rutinitas yang teratur dapat membantu tubuh menyesuaikan diri dengan ritme biologis yang berubah selama Ramadan. Penting untuk mengatur waktu dengan baik, mulai dari waktu tidur, ibadah, bekerja, hingga bersantai.
Mengatur jadwal dengan baik akan memberikan rasa stabilitas dan membantu tubuh beradaptasi, sehingga puasa dapat dijalani dengan lebih nyaman tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Memperhatikan Asupan Nutrisi dan Hidrasi
Kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh asupan makanan dan cairan dalam tubuh. Kekurangan cairan dan nutrisi yang tepat dapat menyebabkan kelelahan serta perubahan suasana hati. Oleh karena itu, sangat penting untuk:
• Mengonsumsi cukup air saat sahur dan berbuka untuk menghindari dehidrasi.
• Memilih makanan yang bernutrisi seperti sayur, buah, protein, dan karbohidrat kompleks agar energi tetap stabil sepanjang hari.
• Menghindari makanan tinggi gula dan kafein berlebihan, karena dapat menyebabkan perubahan mood yang drastis. - Melatih Kesadaran dan Penerimaan Diri
Selama Ramadan, berbagai tantangan seperti rasa lapar, lelah, atau perubahan jadwal bisa muncul. Salah satu cara menghadapinya adalah dengan melatih kesadaran dan penerimaan diri.
Membuat daftar tantangan yang mungkin dihadapi selama berpuasa dapat membantu menyusun strategi yang lebih baik.
Dengan begitu, kamu lebih siap menghadapinya dan bisa mengurangi kecemasan yang muncul.
- Mengelola Stres dan Emosi dengan Bijak
Meskipun Ramadan adalah bulan penuh berkah, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan rutinitas bisa menimbulkan stres atau kecemasan. Untuk mengatasinya, cobalah beberapa cara berikut:
• Memantau suasana hati setiap hari dan mengenali tanda-tanda stres.
• Melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti membaca atau mendengarkan Al-Qur’an, menulis jurnal, atau berjalan santai setelah berbuka.
• Melakukan teknik relaksasi seperti peregangan ringan, meditasi, atau berdoa dengan penuh ketulusan untuk meningkatkan ketenangan batin. - Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan
Dalam menjalani Ramadan, ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan ada pula yang berada di luar kendali kita. Oleh karena itu, penting untuk lebih fokus pada aspek yang bisa diatur, seperti menjaga pola makan, mengatur jadwal tidur, dan menjaga kualitas ibadah.
Sementara itu, hal-hal di luar kendali, seperti cuaca atau perubahan mendadak dalam aktivitas, sebaiknya disikapi dengan sabar dan penuh keikhlasan.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melatih kesabaran dan menerima segala sesuatu dengan lapang dada. (Wahyuni/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: