
Fajar.co.id, Makassar — Reputasi persyarikatan Muhammadiyah hanya bisa bertahan jika seluruh kader menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh.
Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, Ph.D., pada Pelatihan Manajemen Reputasi Muhammadiyah Zona I yang digelar di Makassar, 15-17 Agustus 2025.
“Kalau diberi amanah sepuluh, kerjakan sepuluh. Kalau bisa lebih, itu berarti kita menghidupi Muhammadiyah, bukan sekadar mencari hidup di Muhammadiyah," tegasnya memberi tafsir atas pesan KH Ahmad Dahlan: "Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan cari hidup di Muhammadiyah."
Menurut Sayuti, Muhammadiyah yang telah berdiri selama lebih dari 116 tahun merupakan anugerah besar. Ia menyebut keberlangsungan organisasi itu tidak pernah kehabisan energi. “Baterainya full terus, merknya sang surya,” ujarnya sembari menyinggung lagu kebesaran Muhammadiyah yang selalu dinyanyikan di setiap acara.
Ia mengutip antropolog Robert W. Hefner yang menilai Muhammadiyah sebagai contoh paling sukses modernisasi pendidikan Islam di dunia. “Allah memilihkan Muhammadiyah untuk kita. Organisasi ini tidak kaleng-kaleng. Reputasinya diakui nasional maupun global. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk menjaganya,” tegasnya.
Sayuti menekankan, reputasi bukan sekadar capaian kuantitatif, tetapi juga menyangkut kualitas tata kelola, keikhlasan, dan profesionalisme kader. “Kalau amal usaha terbengkalai, komunikasi publik tidak dikelola baik, berarti kita sedang merusak reputasi yang dibangun selama 116 tahun,” katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: