Made Supriatma: Kita Ngontrak di Negeri Sendiri, yang Kuasai Mereka Semua

22 hours ago 10
Peneliti ISEAS, Made Supriatma.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute, Made Supriatma, ikut bersuara soal manuver ratusan purnawirawan jenderal yang mengusulkan pergantian Wakil Presiden.

Dikatakan Made, dinamika elite yang sedang terjadi saat ini tak lebih dari pertempuran antar kelompok kekuasaan.

Melalui akun media sosialnya, Made menilai rakyat biasa hanya menjadi korban atau penonton dalam konflik politik ini.

"Jadi, klean blom paham juga? Mengapa kasus ijazah Prabu mantan itu digopyok terus?" kata Made di Facebook pribadinya @Made Supriatma (18/4/2025).

Ia menyebut bahwa kisruh ijazah hanyalah bagian dari kontestasi antar kekuatan besar.

Namun, siapapun yang menang, kata dia, tidak akan berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.

"Ini pertempuran antar mereka. Siapapun yang menang, kita yang jadi arang!" lanjutnya.

Lebih jauh, Made menyinggung soal kepemilikan sumber daya di negeri ini yang menurutnya tidak berpihak pada rakyat kecil.

"Negara ini punya mereka-mereka saja. Kita? Kita ini ngontrak! Ngontrak! Ngekos! Tanah nggak punya, air harus beli," ucapnya dengan nada satir.

Ia juga menyoroti kewajiban rakyat untuk membayar pajak, meskipun tidak memiliki akses penuh terhadap hak-hak dasar sebagai warga negara.

"Karena ngontrak, ya harus bayar. Kowe bayar pajak kan?" kuncinya.

Sebelumnya, ratusan purnawirawan jenderal TNI menyampaikan tuntutan sebagai respons terhadap berbagai kondisi yang tengah dihadapi bangsa.

Pernyataan tersebut tertuang dalam sebuah dokumen yang ditandatangani oleh para tokoh militer senior.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |