
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Komisaris Independen PLN, Andi Arief menyebut penghapusan tantiem rugikan negara. Alih-alih sebagai efisiensi anggaran.
Meski merugikan negara, ia mengatakan penghapusan tantiem menghemat Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terutama dalam pencatatan laba bersih.
“Penghapusan tantiem itu bukan negara yang menghemat, tapi masing-masing BUMN akan hemat dalam penggunaan laba bersih,” kata Andi Arief dikutip dari unggahannya di X, Senin (18/8/2025).
Alasannya, kata Andi Arief. Negara bakal kehilangan pendapatan dari pajak penghasilan tantiem.
Karena saat komisaris mendapatkan misalnya, miliaran rupiah per tahun dari tantiem. Maka ia harus membayar pajak penghasilan.
“Negara justru rugi, kenapa? Karena kehilangan pajak dari tantiem. Saya sendiri setuju keputusan ini,” ucapnya.
Ia menegaskan, BUMN kontribusinya tidak hanya dividen. Tapi juga pajak.
“Kontribusi BUMN untuk APBN itu dari pajaknya dan dividen. Setelah ada dhanantara, dividen tidak ke APBN,” ucapnya.
“Penghapusan tantiem membuat BUMN hemat, tapi dari pajak tantiem negara kehilangan,” tambahnya.
Adapun wacana penghapusan tantiem itu disampaikan Presiden Prabowo melalui pidatonya. Dalam Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (15/8/2025).
“Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi, dan untungnya harus untung bener jangan untung akal-akalan,” kata Prabowo.
Tantiem sendiri, diatur pada Peraturan Menteri BUMN Nomor 02 Tahun 2009.
Disitu disebutkan tantiem adalah penghargaan tahunan bagi anggota direksi, dewan komisaris, atau dewan pengawas BUMN apabila perusahaan meraih laba, atau tetap diberikan bila terjadi peningkatan kinerja meski perusahaan merugi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: