
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Polemik seputar keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi, terus bergulir. Belakangan, Jokowi menyebutkan bahwa dirinya "mines" atau minus ketika foto ijazah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Namun, pernyataan ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak, salah satunya dari pegiat media sosial, Sudarsono Saidi.
Sudarsono yang dikenal aktif di media sosial menanggapi sindiran Jokowi terkait masalah penglihatan dan foto ijazah itu dengan pernyataan keras.
Ia menyebut Jokowi tengah berbohong terkait klaim penglihatan minus yang mendadak sembuh.
"Ngibul mode on. Dipikir dengan ngibul dulu saya minus pakai kacamata terus sekarang sembuh. Dokter matanya bakalan diburu orang kalau itu benar," kata Sudarsono di X @saidi_sudarsono, (18/4/2025).
Sudarsono melanjutkan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah buzzer yang hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh pihak yang berkuasa.
"Dipikir orang Indonesia semua model buzzer dan pendukungnya. Apapun yang dikatakan adalah benar mutlak. Dasar Mukidi," sindirnya.
Ia menegaskan bahwa semua klaim harus dipertanggungjawabkan, dan tidak boleh ada yang menghalangi upaya publik dalam memperoleh informasi yang transparan.
Selain itu, Sudarsono juga menyoroti tindakan mantan presiden yang mengundang preman untuk mengamankan situasi, meskipun pasukan pengamanan presiden (Paspamres) sudah diperbantukan.
"Apapun alasannya, mantan presiden aneh saja mengundang preman untuk mengamankannya. Padahal paspamres sudah diperbantukan," ungkapnya.
Sudarsono kemudian mengingatkan bahwa di Indonesia ada Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU No. 14 Tahun 2008), yang memberi hak kepada masyarakat untuk mendapatkan penjelasan terkait dokumen penting, seperti ijazah.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: