Herwin Sudikta: Kalau Kayu Bisa Jalan Sendiri Sampai ke Rumah Warga, Ada yang Lebih Busuk dari Cuaca Buruk

1 week ago 36
Tumpukan kayu yang dibawa arus banjir

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, bicara mengenai hasil sejumlah riset terbaru yang mengungkap bahwa banjir di Indonesia terjadi semakin sering dan dengan dampak yang makin parah.

Ia menilai kondisi itu tak lepas dari kerusakan lingkungan yang kian masif dan minimnya keseriusan pemerintah dalam melakukan pencegahan.

Dikatakan Herwin, indikator kerusakan alam sudah sangat jelas, terutama pada sektor kehutanan dan pertambangan.

“Gimana gak makin sering dan makin parah? Hutan terus disusutkan, izin tambang dilebarkan, dan tiap kritik dianggap angin lewat,” ujar Herwin di X @bangherwin (2/12/2025).

Lanjut dia, suara para pemerhati lingkungan terlalu sering disingkirkan. Bukan hanya itu, ia menuturkan bahwa kritik akademisi kerap dipandang berlebihan dan tidak jarang justru dilemahkan dengan label negatif.

“Pemerhati lingkungan dicap lebay, alarm akademisi dibilang pepesan kosong, bahkan ada yang dituduh wahabi lingkungan, seolah menjaga bumi itu tindakan ekstrem," ucapnya.

Herwin menegaskan, situasi bencana di Indonesia telah memasuki fase yang semakin berbahaya.

Ia menunjukkan bahwa pola kejadian banjir bandang dan tanah longsor meningkat seiring kerusakan hutan yang tak terkendali.

“Sementara itu banjir bandang makin brutal, tanah longsor makin sering, dan riset demi riset cuma jadi headline sehari. Ya tentu saja makin parah,” imbuhnya.

Herwin juga menyinggung kontroversi banyaknya gelondongan kayu besar yang terbawa arus banjir di sejumlah wilayah Sumatera, yang menjadi sorotan publik.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |