Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jubir PDI Perjuangan, Mohamad Guntur Romli, menolak keras rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Ia menilai langkah tersebut bisa mencederai semangat reformasi dan perjuangan mahasiswa tahun 1998 yang telah menumbangkan rezim Orde Baru.
“Kalau Soeharto mau diangkat pahlawan, maka otomatis mahasiswa ’98 yang menggerakkan reformasi dan menggulingkan Soeharto akan disebut penjahat dan pengkhianat. Ini tidak bisa dibenarkan,” ujar Guntur dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/10/2025).
Menurut Guntur, pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional juga berpotensi mengaburkan fakta sejarah atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama masa pemerintahannya.
“Kalau Soeharto diangkat pahlawan, maka peristiwa-peristiwa yang disebut pelanggaran HAM ini bukan lagi pelanggaran HAM, tapi bisa disebut kebenaran oleh rezim Orde Baru saat itu,” tegasnya.
Ia menambahkan, tidak pantas nama Soeharto disandingkan dengan tokoh-tokoh yang justru berjuang melawan rezimnya.
“Karena melawan Soeharto dan Orde Baru, yang layak jadi pahlawan ya Gus Dur dan Marsinah. Soeharto tetap dengan fakta sejarah, mantan presiden yang digulingkan oleh gerakan Reformasi ’98 karena KKN, otoriter, dan pelanggaran HAM berat,” kata Guntur.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebelumnya telah menyerahkan dokumen usulan 40 nama tokoh calon penerima gelar pahlawan nasional kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































