Dirgahayu RI Ke-80, Ma’tompang Angkat Identitas Budaya Nusantara

10 hours ago 4
IST

Fajar.co.id, Makassar -- Deretan pusaka yang terawat rapi memenuhi area luar Warkop Celebes 99, Sabtu (16/8/2025). Para pemerhati pusaka dan pelestari budaya kota Makassar berkumpul untuk menggelar pameran sekaligus Ma’tompang, tradisi pembersihan pusaka yang terus dijaga turun-temurun, sebagai bagian dari peringatan Dirgahayu Kemerdekaan NKRI ke-80.

Prosesi Ma’tompang menjadi sorotan, ketika setiap pusaka dibersihkan dengan jeruk nipis pilihan sesuai kebiasaan turun-temurun.

Nampak hadir dalam kegiatan ini, Ketua Umum LPPAB-Karpet Kuning, Ivan Paewa; Ketua Galeri Pusaka Bugis Makassar, Bahrun Danu; serta sosok akademisi sekaligus muballig Ikatan Dai Muda Indonesia (IDMI) Sulawesi Selatan, Dr. Amiril Mueminin.

Bahrun Danu menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti pada prosesi budaya, tetapi juga berperan sebagai sarana edukasi publik. “Pameran dan Ma’tompang pusaka menjadi kesempatan untuk mendekatkan masyarakat pada sejarah, mengenalkan makna warisan budaya, sekaligus menyambut Dirgahayu Kemerdekaan dengan penuh kebanggaan,” ujarnya.

Menariknya, kegiatan ini juga memperoleh penguatan dari perspektif keislaman. Dr. Amiril Mueminin, memandang Ma’tompang memiliki relevansi spiritual.

Dikonfirmasi terpisah, Dr. Amiril Mueminin memaparkan secara gamblang makna kegiatan siang itu. “Mattompang juga seiring dengan salah satu esensi ajaran Islam, yaitu kesucian dan kebersihan, sehingga Rasulullah SAW mewartakan bahwa kebersihan adalah bagian dari keimanan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa memasyarakatkan kegiatan mattompang adalah sebuah inisiatif penting agar menjadi edukasi bagi orang awam, mengingat masih banyak salah kaprah di tengah masyarakat. “Seperti menyimpan benda pusaka dianggap syirik, ritual mattompang dikira memberi makan jin, dan banyak lagi pemahaman keliru lainnya,” tegas Amiril.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |