
FAJAR.CO.ID, JAKARTA --- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan bahwa ancaman terorisme masih berlangsung di berbagai kawasan dunia. Hal ini terlihat dari hasil Global Terrorism Index (GTI) 2025 yang mencatat peningkatan jumlah negara terdampak terorisme.
Dalam laporan terbaru GTI, sebanyak 66 negara mengalami sedikitnya satu insiden teroris sepanjang tahun 2024. Angka tersebut meningkat dari 58 negara pada tahun sebelumnya, dan merupakan jumlah tertinggi sejak 2018.
“Temuan GTI menggarisbawahi pentingnya kehadiran dan peran negara yang secara proaktif dapat mengurangi risiko ataupun dampak dari terorisme, meningkatkan pencegahan dan ketahanan nasional, serta mendorong kerja sama internasional,” ujar Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT RI, Andhika Chrisnayudhanto, dalam diskusi daring GTI 2025 di Jakarta.
GTI juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir, jumlah negara yang mengalami kondisi memburuk akibat terorisme lebih banyak daripada yang membaik. Sebanyak 45 negara melaporkan dampak yang meningkat, sementara hanya 34 negara menunjukkan perbaikan.
Laporan menyebutkan organisasi terlarang ISIS dan jaringan afiliasinya tetap menjadi kelompok teroris paling mematikan sepanjang 2024. Kelompok tersebut bertanggung jawab atas 1.805 kematian di 22 negara.
Andhika menjelaskan bahwa GTI menggunakan sejumlah indikator seperti jumlah kejadian, korban meninggal dan luka, serta jumlah penyanderaan untuk mengukur dampak terorisme di 163 negara.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: