
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali mengangkat isu terkait "warisan" yang ditinggalkan mantan Presiden Jokowi kepada Presiden Prabowo Subianto.
Said Didu mengulas kembali beberapa poin yang pernah disampaikan pada tahun 2024 lalu, terkait kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintahan saat ini.
Ia menyebutkan sejumlah indikator yang menurutnya perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintahan berikutnya.
"Beberapa item warisan Jokowi ke Prabowo, utang naik lebih 200 persen, mendekati Rp9 ribu trilyun," ujar Said Didu di X @msaid_didu (22/4/2025).
Ia juga menyoroti pelemahan nilai tukar rupiah dan tingginya impor pangan, terutama komoditas beras.
"Rupiah melemah sekitar 35-40 persen. Impor pangan naik sangat besar (beras lebih 1.000 persen)," sebutnya.
Selain itu, ia membandingkan antara kenaikan harga bahan pokok dan peningkatan upah minimum yang dinilainya kurang seimbang.
"Harga bahan pokok naik sekitar 50 persen. APBN naik sekitar 70 persen. Dan, UMR (rata-rata) naik hanya sekitar 25 persen," bebernya.
Tidak berhenti di situ, Said Didu berharap agar presiden Prabowo menyadari tantangan yang dihadapi pada awal-awal pemerintahannya.
"Semoga Bapak Presiden Prabowo menyadari," kuncinya.
Isu warisan ini mendadak disinggung usai kembali heboh pembicaraan mengenai adanya dua matahari di pemerintahan Presiden Prabowo. Tidak sedikit yang bilang bahwa Jokowi masih berkuasa.
Kendati demikian, Wakil Presiden ke-13 RI, Ma’ruf Amin, menyampaikan pandangannya terkait munculnya isu matahari kembar dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: