
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pembangunan pabrik AirTag milik Apple di Batam tetap berjalan sesuai rencana. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM memastikan bahwa raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut tidak menarik diri, meski adanya isu tarif resiprokal.
"InshaAllah terus berlanjut," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan ditemui di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan, Apple telah membeli tanah di Batam sebagai lokasi pembangunan pabrik dan menunjukkan komitmen kuat untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Yang pastinya kalau mereka sudah membeli lahan, tidak mungkin tidak akan berinvestasi," katanya.
Nurul menambahkan, secara global, tarif resiprokal bisa berdampak pada strategi bisnis perusahaan asal AS, namun justru mendorong ekspansi pasar dan penguatan produksi di luar negeri.
"Kalau dia berpikir bahwa market-nya bukan cuman di Amerika tapi juga di tempat lain, kemudian kalau dia harus bangun (pabrik) di Amerika menjadi tidak kompetitif di tempat lain, maka global value-nya tidak bisa didapatkan sebagai leaders dari produk itu," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia dan AS telah sepakat menyelesaikan negosiasi tarif impor dalam waktu dua bulan.
"Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari," ucap Airlangga dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat" di Washington DC.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: