Analis Politik Sebut Gap Komunikasi Presiden dengan Menteri Terlalu Jauh

4 hours ago 4
Presiden Prabowo Subianto saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Oktober 2025.

JAKARTA - Analis komunikasi politik Hendri Satrio menyoroti tantangan utama dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yaitu kesenjangan yang cukup besar antara visi presiden dan pelaksanaan oleh para menterinya.

Menurutnya, kesenjangan ini menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi efektivitas pemerintahan.

“Jadi memang dalam satu tahun ini problem terbesarnya Pak Prabowo itu adalah gap yang cukup panjang antara dirinya dengan menteri-menteri. Jadi gapnya itu panjang betul,” ujar Hensa, sapaan akrabnya, kepada wartawan.

Ia menilai, Prabowo memiliki visi besar untuk memajukan Indonesia, sebagaimana tergambar dalam pidato pelantikannya yang menyinggung ketimpangan sosial.

Namun, visi ini belum selaras dengan kinerja menteri-menterinya. Ia melihat, hanya beberapa figur seperti Sjafrie Sjamsoeddin, Sufmi Dasco Ahmad, atau yang lebih muda seperti Sugiono, Teddy Indra Wijaya, Angga Raka Prabowo, Prasetyo Hadi, dan Sudaryono yang dinilai mampu menjalin komunikasi efektif dengan presiden.

"Selain orang-orang yang lama berada di lingkarannya, Prabowo terlihat tidak mudah menyelaraskan visi dan misi dengan yang anggota kabinet dari partai lain, bahkan mungkin takut mereka para menteri-menteri ini bicara dengan Prabowo untuk sekedar bertanya maksud dari programnya dan sebagainya," ujar Hensa.

Salah satu dampak dari kurang selaras ini adalah komunikasi kebijakan yang kurang terkoordinasi. Hensa melihat banyak kebijakan yang belum final namun diumumkan dan dianulir, yang menurutnya menyebabkan kebingungan bagi masyarakat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |