
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pantai Indah Kapuk (PIK) terus tumbuh sebagai salah satu magnet wisata baru di Jakarta. Namun, di tengah lonjakan pembangunan, muncul sejumlah tantangan krusial yang perlu dijawab: keberlanjutan lingkungan, peran aktif masyarakat lokal, serta integrasi infrastruktur yang mendukung mobilitas pengunjung.
Pakar Strategis Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi, menegaskan pentingnya ketiga aspek tersebut dalam setiap pengembangan destinasi baru, termasuk di PIK.
“Destinasi itu penting, tapi harus diiringi dengan kesadaran pengelolaan lingkungan. Pembangunan jangan sampai merusak ekosistem alam yang sudah ada, apalagi PIK berdekatan langsung dengan kawasan pesisir. Ekosistem pantai itu sangat rentan dan harus jadi perhatian utama,” kata Taufan.
Menurut dia, apa yang dihadapi PIK sejatinya juga dialami oleh banyak kawasan wisata baru di Indonesia. Pembangunan yang terburu-buru, tanpa mempertimbangkan keseimbangan alam dan sosial, kerap berujung pada masalah jangka panjang.
Selain ekologi, Taufan menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam membangun karakter kawasan. Baginya, keberlanjutan pariwisata tak mungkin tercapai jika warga setempat hanya jadi penonton.
“Masyarakat lokal adalah sebuah keharusan. Salah satu kekuatan pariwisata itu justru bagaimana masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan destinasi. Tanpa itu, akan sulit bicara keberlanjutan. Di PIK, porsi pelibatan masyarakat lokal harus lebih besar,” tegasnya.
Taufan juga mengusulkan sejumlah langkah strategis bagi pemerintah daerah dan pengelola kawasan agar PIK berkembang sebagai destinasi unggulan yang inklusif dan berkelanjutan:
1. Perkuat Infrastruktur dan Aksesibilitas
“Aksesibilitas adalah kunci. Transportasi publik yang nyaman dan terintegrasi harus dikembangkan agar wisatawan mudah menjangkau kawasan ini,” ujarnya.
2. Kembangkan Pembangunan yang Berwawasan Sosial dan Lingkungan
Ia menekankan pentingnya pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, melainkan juga mempertimbangkan keseimbangan ekologis dan keberlanjutan sosial.
3. Libatkan Warga dalam Aktivitas Ekonomi dan Sosial Kawasan
Masyarakat sekitar perlu dilibatkan secara aktif, tidak hanya sebagai pengamat, melainkan sebagai pelaku utama dalam dinamika pariwisata lokal.
4. Susun Strategi Promosi yang Terpadu
“PIK juga perlu mengembangkan strategi promosi yang terintegrasi, termasuk bundling dengan destinasi penyangga lain baik di tingkat nasional maupun internasional,” tambah Taufan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: