
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Deputi II Kepala Staf Kepresidenan (KSP) pada era Kabinet Kerja, Yanuar Nugroho, menyoroti anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi belum lama ini.
Dikatakan Yanuar, penurunan IHSG ini menandakan bahwa ketidakpastian dan risiko tinggi di Indonesia tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sipil dan mahasiswa, tetapi juga oleh pelaku pasar.
"Anjloknya IHSG hari ini menandakan bahwa #IndonesiaGelap tidak hanya dirasakan masyarakat sipil dan mahasiswa tapi juga pelaku pasar," kata Yanuar (19/3/2025).
Yanuar menilai bahwa berbagai kebijakan pemerintah saat ini justru membuat Indonesia dianggap sebagai negara berisiko tinggi untuk menanamkan modal.
"Berbagai kebijakan pemerintah dilihat oleh pasar menjadikan negeri ini berisiko tinggi untuk menanamkan modal," tambahnya.
Ia juga mengingatkan Presiden Prabowo Subianto untuk segera menyadari situasi ini.
"Segeralah sadar, pak Prabowo," tandasnya.
Yanuar menegaskan perlunya respons cepat dari pemerintah untuk memulihkan kepercayaan investor.
Sebelumnya, IHSG terpaksa di-suspend akibat tekanan pasar yang tinggi, defisit APBN yang semakin membesar, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan masyarakat.
IHSG sempat dihentikan sementara (suspend) setelah mengalami penurunan signifikan, sementara defisit APBN terus membengkak akibat tingginya belanja negara dan menurunnya penerimaan pajak.
Di sisi lain, rupiah terus melemah dan mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir, menambah tekanan pada perekonomian nasional.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: