
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara, Arinal Arifin Mochtar angkat suara. Terkait wawancara Presiden Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis senior.
Ia mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya patut dipuji.
“Memberi kesempatan wawancara tanpa potongan dan pertanyaan arahan adalah hal yang bagus. Harus dipuji,” kata Zainal dikutip dari unggahannya di X, Selasa (8/4/2025).
Namun ia pesimis setelah melihat jawaban Prabowo di wawancara itu. Menurutnya, wajar jika sejumlah pihak khawatir dengan negara ini.
“Tapi melihat beberapa jawaban, maap, pantesan kita khawatir dengan negara ini, kayak punya fantasi sendiri terhadap realitas,” ucapnya.
Adapun tujuh jurnalis dimaksud berasal dari berbagai media. Mereka terdiri dari Pemimpin Redaksi dan seorang. Pembaca berita.
Alfito Deannova (Pemred detikcom), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred TvOne), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas), Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar), dan Valerina Daniel (News Anchor TVRI).
"Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan wawancara bersama tujuh jurnalis dari tujuh grup media yang ada di tanah air," demikian keterangan foto dari unggahan di akun Instagram @prabowo di Jakarta.
Pertemuan yang difasilitasi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo di Hambalang, Jawa Barat, itu menjadi momen penyampaian informasi berbagai pandangan dan penjelasan langsung dari Kepala Negara terkait isu-isu strategis yang sedang dihadapi Indonesia.
Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo mengatakan bahwa format tersebut merupakan pendekatan baru dalam strategi komunikasi pemerintahan Presiden Prabowo.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: