
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan memberikan pandangannya terhadap Tri Cahyaningsih, Peserta CPNS yang memiliki skor SKD tertinggi tapi gagal perkara tinggi badan kurang 0,5 cm. Ia ingin kalau perkara ini dikoreksi pihak berwenang.
Melalui platform X @UmarHasibuan__, ia menuliskan rasa geram dan mempertanyakan kejelasan syarat yang berlaku dalam Tes CPNS kali ini.
“Halo pak @Prabowo sejak kapan test CPNS pakai syarat tinggi badan? Ini harus diperiksa polisi panselnya. Geram banget cara maksa singkirkan orang Yang sudah lulu CPNS,” tulis Umar Hasibuan, dikutip Jumat, (21/2/2025).
Terungkapnya kasiusnya ini, berawal dari pengakuan Tri Cahyaningsih, seorang buruh pabrik dari Boyolali, sebagai peraih skor tertinggi dalam tes SKD CPNS Kemenkumhan Jawa Tengah, gagal diterima karena tinggi badan kurang 0,5 cm.
Pengakuan ini kemudian viral setelah Tri menjalani tes kesehatan, dan mendapatkan fakta kalau dia harus menerima kegagalan menjadi Pegawai Negeri Sipil perkara tinggi badan.
“Minimal tinggi (tinggi badan minimal) 158 sentimeter. Nah pas di sana (seleksi kesehatan), cuman 157,5 aja,” ucap Tri.
kasus ini kemudian menjadi topik perbincangan di berbagai platform media sosial, bahkan tidak sedikit yang kecewa dengan kebijakan yang dinilai sangat tidak masuk akal oleh berbagai kalangan masyarakat.
“Di sebuah negeri, SDM unggul bisa kalah dengan anak titipan orang dalam, titipan pejabat, dan amplop,” komentar warganet.
“Pemerintah sakit, giliran umur anak raja Jawa aja aturan bisa diubah sesuai order. Masa perkata tinggi setengah centi saja masalah. Sakit memang ini pemerintah,” komentar lainnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: