
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi, Dedy Nur, menyoroti instruksi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kepada kadernya terkait larangan mengikuti retret kepala daerah.
Ia menegaskan bahwa mantan Presiden Jokowi telah memberikan contoh bahwa seorang pemimpin tidak boleh hanya dianggap sebagai petugas partai.
"Jokowi sudah memberikan contoh bahwa beliau itu bukan Petugas Partai, dan itu tidak mudah karena melawan orang yang paling keras kepala di Republik ini," ujar Dedy di X @DedynurPalakka (21/2/2025).
Ia juga menyebut bahwa keputusan PDIP memecat Jokowi merupakan blunder terbesar yang merugikan partai itu sendiri.
"Pemecatan Jokowi itu adalah blunder terbesar yang dilakukan PDIP," tegasnya.
Menurut Dedy, keputusan tersebut lebih didasarkan pada emosi daripada rasionalitas. Akibatnya, dampak perpecahan dalam tubuh PDIP menjadi semakin nyata.
"Padahal kalau berpikir dengan menggunakan akal sehat, maka rasio harus dikedepankan daripada emosi," imbuhnya.
"Keputusan pemecatan Jokowi itu masuknya emosional, akhirnya perpecahan atas keputusan itu sangat nyata di dalam tubuh PDIP," jelasnya.
Dedy kemudian menyinggung bahwa ego satu orang dapat merusak semangat perjuangan yang lebih besar.
"Ego satu orang bisa merusak spirit perjuangan," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh kadernya melalui surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025 yang diterbitkan pada Kamis (20/2/2025).
Instruksi ini berisi arahan strategis dalam menyikapi dinamika politik nasional yang semakin memanas.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: