FAJAR.CO.ID, CARACAS -- Presiden Kolombia, Gustavo Petro dengan tegas menolak keputusan Amerika Serikat untuk menutup wilayah udara Venezuela, dengan menyatakan bahwa Washington “tidak berhak menutup wilayah udara Venezuela.
Menurut Petro, AS dapat memberlakukan pembatasan pada maskapainya sendiri, tetapi tidak pada maskapai internasional.
Sambil menekankan bahwa tindakan tersebut bersifat sepihak dan melanggar norma internasional, Petro mengumumkan bahwa Kolombia akan melanjutkan layanan penerbangan sipil dengan Venezuela, dan meminta negara lain untuk mengikuti.
Menyoroti perlunya keterlibatan diplomatik, Petro menekankan bahwa “ini adalah saatnya untuk berdialog, bukan barbarisme,” dan mendesak negara-negara untuk memprioritaskan komunikasi daripada taktik koersif.
Sengketa wilayah udara akan diselesaikan melalui mekanisme hukum
Presiden AS Donald Trump mendesak semua maskapai penerbangan pada tanggal 29 November, untuk memperlakukan wilayah udara Venezuela sebagai wilayah tertutup, sebuah arahan yang melampaui nasihat FAA yang ada dan menimbulkan kekhawatiran internasional tentang apakah Amerika Serikat berusaha untuk memaksakan pembatasan ekstrateritorial pada wilayah langit kedaulatan negara lain.
Pemerintah dan badan hukum mengecam langkah tersebut. Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengatakan pada hari Senin bahwa badan dunia tersebut mengharapkan semua pemerintah untuk menangani sengketa wilayah udara melalui mekanisme hukum internasional yang telah ditetapkan , seraya menekankan bahwa masalah yang melibatkan keselamatan dan kedaulatan penerbangan harus diselesaikan secara damai.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































