Prabu Revolusi: Keberadaan Buzzer dan Bot Mengganggu Kualitas Demokrasi Digital

5 hours ago 2
Seminar Komunikasi Politik Era Digital betajuk "Politisi dan Media Sosial: Kawan atau Lawan?" di Trinity Tower, Kampus Kuningan Universitas Paramadina, Jakarta

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Program Pascasarjana Komunikasi Politik Universitas Paramadina (PGSC) menyelenggarakan Seminar Komunikasi Politik Era Digital betajuk "Politisi dan Media Sosial: Kawan atau Lawan?" di Trinity Tower, Kampus Kuningan Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (10/5/2025).

Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, Prabu Revolusi dan politisi sekaligus Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Ujang Komarudin.

Dalam paparannya, Prabu mengkritisi minimnya regulasi terhadap keberadaan buzzer dan bot yang justru mengganggu kualitas demokrasi digital.

Ia mendorong pemerintah untuk bersikap lebih tegas terhadap penyalahgunaan algoritma dan akun tidak autentik yang memanipulasi opini publik.

Ia menambahkan, media sosial telah menjadi ruang atensi (attention economy), di mana keterlibatan publik lebih penting daripada sekadar citra.

“Being loved is a bonus, but being known is the essence. Politisi yang tidak hadir di media sosial akan tertinggal dalam pertempuran narasi publik,” ujar Prabu.

Sementara itu, Ujang Komarudin menyoroti bahwa media sosial kini menjadi salah satu pilar utama dalam pembentukan citra politik dan partisipasi masyarakat.

“Kampanye politik saat ini tidak bisa dilepaskan dari media sosial. Ia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sarana mobilisasi dan bahkan alat ukur kinerja pejabat publik,” jelas dia. (Pram/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |