
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu mengingatkan Presiden Prabowo Subianto terkait pentingnya independensi BUMN.
Hal itu, diungkapkan menanggapi pro kontra pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Danantara akan menjadi super holding BUMN.
“Intinya adalah, BUMN memang harus diisolasi menjadi lembaga profesional yang bebas dari intervensi apapun. Termasuk kekuasaan, termasuk politik, dan lain-lain,” kata Didu di YouTube Akbar Faizal Uncensored, Sabtu (22/2/2025).
Ide pembentukan Danantara dinilainya bagus. Tapi itu hanya berlaku jika independensinya terjaga.
“Nah, jadi inilah. Apakah Prabowo mau menuju ke sana? Saya berharap dia menuju ke sana,” ujarnya.
Selama ini, Didu mengungkapkan bumn Hanya jadi sapi perah. Sumbernya dari kekuasaan politik.
“Karena saya tahu ini sapi perah, dan sumber sapi perah adalah politik,” imbuhnya.
Karenanya, ia yakin, dengan adanya Danantara bisa memperbaiki persoalan di BUMN. Karena Danantara akan berada langsung di bawah presiden sebagai lembaga negara.
“Saya yakin apabila Prabowo menjadikan Danantara untuk menghentikan intervensi. Apabila ini jadi jendela intervensi risikonya sangat tinggi,” jelasnya.
Jika itu bisa dilakukan, ia yakin dengan cita-cita Prabowo mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Namun jika gagal karena intervensi politik, maka akan terjerembab ke jurang.
“Kenapa? Ini menyangkut UU, dan kekuasaan yang sangat tinggi. Jadi Prabowo memasuki tikungan yang sangat tajam. Memilih apakah menyelamatkan BUMN, untuk mengejar pertumbuhan 8 persen seperti yang dikatakan. Atau sekaligus masuk ke jurang,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: