Pasar Domestik Indonesia Dinilai Tangguh Hadapi Gejolak Global

1 week ago 23
Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/aa.) Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/aa.)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan bahwa di tengah meningkatnya tensi global, pasar domestik Indonesia memiliki penyangga (buffer) yang kuat.

“Meskipun tensi global meningkat, pasar domestik punya buffer kuat lewat intervensi Bank Indonesia (BI) dan kestabilan permintaan domestik selama Ramadhan," kata Andry dalam keterangannya, Selasa (8/4).

Ia menjelaskan bahwa penyangga tersebut berasal dari permintaan dalam negeri yang stabil selama bulan Ramadhan serta kesiapan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi menggunakan cadangan devisa yang masih berada pada level aman.

BI diproyeksi terus hadir di pasar, dengan nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.610 hingga Rp16.840 per dolar AS. Pada penutupan 26 Maret 2025, rupiah menguat tipis 0,12 persen ke level Rp16.560 per dolar AS, meski masih tercatat melemah 2,84 persen sejak awal tahun.

Penguatan ini, menurut Andry, menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap positif di mata pelaku pasar. Hal ini juga tercermin pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum libur panjang Lebaran, yakni sebesar 0,59 persen ke level 6.510,62 dengan aliran dana asing (net inflow) sebesar Rp623,6 miliar.

Meski IHSG masih terkoreksi 8,04 persen secara year to date, tren positif menjelang libur mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek jangka menengah Indonesia.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun dalam rupiah turun 12,2 basis poin menjadi 7 persen, sementara obligasi pemerintah dalam dolar AS naik tipis ke 5,32 persen.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |