
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Seruan penarikan uang secara massal di bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) viral di media sosial. Bagaimana dampaknya?
Sebelumnya, seruan itu menanggapi pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Tak sedikit yang mengkhawatirkan Danantara bernasib sama skandal korupsi badan investasi milik Pemerintah Malaysia, 1MDB (1Malaysia Development Berhad).
Itu merupakan salah satu skandal korupsi terbesar di dunia ini melibatkan penyelewengan dana milik perusahaan investasi strategis milik pemerintah Malaysia.
Apa dampak penarikan uang secara massal di bank BUMN?
Dikutip repo.darmajaya.ac.id, seperti diberitakan Tempo. Penarikan uang massal atau rush money merupakan suatu gerakan untuk menarik uang secara bersama-sama dari tabungan masing-masing dengan jumlah yang besar, atau bahkan ada juga yang mengambil uang yang berada di tabungan bank sampai tidak ada yang tersisa.
Rush money, panic bank, atau juga disebut sebagai bank run bisa terjadi kapan saja, mulai dari akibat kesehatan bank, kondisi perekonomian, hingga lantaran kepercayaan nasabah yang hilang.
Berikut beberapa dampak dari penarikan uang besar-besaran:
- Krisis Perbankan
Mengutip repository.metrouniv.ac.id, penarikan uang massal yang terjadi di sebuah bank bisa memicu krisis perbankan saat menjalar ke bank lainnya (contagious effect).
Hal ini pernah terjadi, baik di negara maju maupun negara berkembang, terutama sejak era liberalisasi keuangan pada 1980-an dan 1990-an.
- Kerugian Nasabah
Fenomena rush money juga berpotensi merugikan nasabah, karena menarik uang sebelum jatuh tempo, sehingga nilainya anjlok. Jika nasabah terpancing dengan ajakan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu atau provokator dengan cara memanfaatkan fluktuasi nilai tukar dan indeks saham. - Krisis Ekonomi
Dampak dari rush money juga akan meluas hingga membahayakan pelaku bisnis lainnya dan perekonomian, karena peredaran uang yang tidak lancar.
Pemerintah kemudian akan berupaya agar dampaknya tidak merembet, sehingga dikhawatirkan terjadi resesi ekonomi yang lebih parah serta pemulihannya bisa membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: