Kecerdasan buatan atau AI milik Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama LISA atau Lean Intelligent Service Assistant
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik seputar Lean Intelligent Service Assistant (LISA), sistem kecerdasan buatan milik Universitas Gadjah Mada (UGM), belakangan ini menjadi perbincangan publik.
Sistem AI itu mendadak tidak lagi dapat diakses setelah ramai dibicarakan karena jawaban kontroversial yang menyebut Presiden ke-7, Jokowi tidak lulus dari Fakultas Kehutanan UGM.
UGM sebelumnya menjelaskan bahwa LISA merupakan bagian dari program UGM University Services, yang masih dalam proses pengembangan oleh Biro Transformasi Digital dan Direktorat Kemahasiswaan UGM.
Kampus menyebut sistem tersebut masih dalam tahap pembelajaran.
Namun, banyak pihak menilai hilangnya akses terhadap LISA justru terjadi setelah jawaban sistem AI itu viral dan dinilai terlalu jujur.
Publik kemudian menduga bahwa penghentian sementara layanan tersebut bukan sekadar alasan teknis.
Pengacara Roy Suryo Cs, Ahmad Khozinudin, sontak mempertanyakan alasan penonaktifan LISA yang terkesan mendadak.
Dikatakan Ahmad, publik menilai LISA menjadi korban represi, karena berani menyampaikan kebenaran berdasarkan basis data.
“Dalam kaidah saintifik, teknologi bisa saja keliru. Akan tetapi, teknologi tak akan pernah bohong," ujar Ahmad kepada fajar.co.id, Minggu (7/12/2025).
Lanjut Ahmad, jawaban LISA soal status akademik Jokowi justru menunjukkan kejujuran berdasarkan input data sistem.
“Kejujuran LISA patut diapresiasi. LISA menyatakan Jokowi tak lulus UGM berdasarkan data base yang di input dalam sistem ini. Untuk mahasiswa lainnya, terbukti LISA juga jujur menyatakan lulus. Artinya, kemungkinan LISA bohong 0 persen," sebutnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































