
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Lagu berjudul Bayar Bayar Bayar milik band Sukatani dilarang oleh kepolisian. Hal itu menuai raksi publik.
Tak sedikit yang menyampaikan solidaritasnya di media sosial atas pelarangan itu. Bahkan, tagar #kamibersamasukatani bergema di lintas platform.
Pegiat Media Sosial, Jhon Sitorus menilai lirik lagu tersebut bagus. Apalagi tak menyebut instansi sama sekali.
“Liriknya bagus, tidak menyebut nama institusi negara sama sekali. Yang disebut hanya ‘polisi’,” kata Jhon dikutip dari unggahannya di X, Jumat (21/2/2025).
Polisi yang dimaksud dalam lirik tersebut, menurutnya bisa polisi dimana saja. Karena tidak menyebut institusi.
“Bisa aja polisi Ladusing, atau polisi Zimbabwe atau Ugandas Utara,” ujarnya.
Personil Sukatani, kini telah mengunggah video permintaan maaf atas permintaan pihak kepolisian. Mereka juga diminta tidak memakai topeng, hal yang tidak pernah dilakukan kedua personilnya di hadapan publik karena memilih anonim.
“Lalu, kenapa yang marah situ? Kalian tersinggung? Kebiasaan sih, bayar…wkwkwk,” imbuh Jhon.
Adapun lirik lagu Sukatani itu bagian dari album Gelap Gempita. Berikut ini liriknya:
Bayar Bayar Bayar
Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
Mau bikin gigs, bayar polisi
Lapor barang hilang, bayar polisi
Masuk ke penjara, bayar polisi
Keluar penjara, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
Mau korupsi, bayar polisi
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: