Ketika AMDAL bisa Dibeli, Babat Hutan Dinegosiasikan, Proyek Mitigasi Di-Mark up, Maka Tunggulah Bencananya

1 week ago 20
Bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah kabupaten di Sulsel

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Akademisi Indonesia yang mengajar di Fakultas Hukum, Universitas Melbourne, Nadirsyah Hosen menyebut penyebab banjir di pulau Sumatera bukan murni bencana alam semata.

Kerusakan ekosistem hutan Sumatera adalah penyebab lain selain siklus alam itu sendiri. Dia pun menyebut Indonesia sudah menjadi negara rawan bencana.

Nadir memberikan beberapa pandangan yang menurutnya bisa dilakukan untuk mencegah bencana serupa terjadi.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah tata ruang. Dia menyarankan agar tidak membangun pemukiman di bantaran sungai, lereng curam atau dataran yang rawan banjir.

Namun, jika pemukiman sudah dibangun, peran pemerintah melakukan relokasi harus dilaksanakan tentunya dengan cara adil.

“Lebih sakit memindahkan orang sekarang daripada memakamkan mereka nanti,” tulisnya dikutip Selasa (2/12/2025).

Selanjutnya adalah soal penebangan pohon yang bisa merusak hutan tidak boleh diizinkan secara serampangan. Hutan adalah daerah tangkapan air yang bisa mencegah banjir.

Namun, jika hutan sudah rusak hanya soal waktu kejadian memilukan serupa akan terjadi lagi karena tidak ada lagi daerah serapan air.

“Kedua, hutan tidak boleh lagi ditebang semaunya. Selama daerah tangkapan air rusak, banjir bandang hanya soal waktu. Reboisasi harus massif dan pengawasan harus tegas. Tidak bisa lagi ada “izin istimewa” yang menggadaikan nyawa rakyat,” sambungnya.

Selain memperbaiki hutan, perlunya melakukan perbaikan sistem peringatan dini dan infrastruktur harus benar-benar diperhatikan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |