Jutaan Rakyat Batal Mudik, Biang Keroknya Kebijakan yang Amburadul

3 days ago 12
Ilustrasi mudik lebaran.

Oleh: Heru Subagia
(Pengamat Politik dan Ekonomi)

Entitas usaha kecewa berat karena kondisi ekonomi nasional kian lesu dan menuju keterpurukan ekosistem usaha. Harusnya momen Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri atau Lebaran menjadi harapan terakhir bagi pengusaha menikmati keuntungan sesaat.

Transaksi ekonomi Ramadan dan jelang Lebaran biasanya berjubel para pembeli dan keseluruhan aktivitas ekonomi menggeliat. Karenanya kegiatan tersebut menjadi vbagian penting dalam perekonomian Indonesia. Pasalnya, momen ini selalu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun ini, Ramadan dan Lebaran jatuh pada bulan Maret dan April 2025. Diharapkan ekonomi makro positif, dengan demikian, Ramadan dan Lebaran diharapkan menjadi motor utama pertumbuhan di kuartal I-2025. Sayangnya, momentum Ramadan dan Lebaran kali ini diwarnai dengan 'awan gelap'.

Awan Gelap

Banyak data dan survei ekonomi masyarakat yang menunjukkan kemeriahan Ramadan dan Lebaran tahun ini bakal meredup, dibandingkan tahun sebelumnya. Konsumsi masyarakat diyakini tidak sederas tahun-tahun sebelumnya. Salah satu pendorongnya adalah badai PHK yang melanda di awal tahun.

Untuk memahami lebih lanjut prospek 'gelap' ekonomi RI di masa Lebaran, berikut ini data dan survei yang menopang kondisi ini:

Perputaran Uang

Perputaran uang selama Idul Fitri 2025 diprediksi turun. Kondisi ini merujuk pada jumlah pemudik yang mengalami penurunan.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survey yang dilakukan badan kebijakan transportasi, pusat statistik, Kementerian Perhubungan dan akademisi, jumlah pemudik diperkirakan hanya 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka itu turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |