
FAJAR.CO.ID -- Otoritas Israel terus menerapkan pembatasan terhadap akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki. Pembatasan ini telah berlangsung selama empat Jumat berturut-turut di bulan Ramadan, meskipun banyak warga memiliki izin masuk.
Sejumlah warga Palestina melaporkan kepada Anadolu bahwa pembatasan diterapkan di pos pemeriksaan militer Qalandiya, yang memisahkan Yerusalem dan Ramallah di Tepi Barat.
Sejak Jumat pagi, ratusan warga Palestina lanjut usia mulai berdatangan ke pos pemeriksaan Qalandiya dengan harapan dapat mencapai Yerusalem untuk melaksanakan salat di Masjid Al-Aqsa. Namun, mereka menghadapi pengamanan ketat dari militer Israel.
Seorang jurnalis Anadolu melaporkan bahwa banyak warga Palestina, termasuk lansia, ditolak masuk dengan alasan tidak memiliki izin yang sesuai, meskipun usia mereka memenuhi syarat.
"Saya hanya ingin salat di Al-Aqsa"
Um Alaa, perempuan berusia 71 tahun dari Gaza yang sejak 7 Oktober 2023 tinggal di Tepi Barat untuk menjalani perawatan medis, menyampaikan kekecewaannya kepada Anadolu.
"Militer Israel menolak mengizinkan saya masuk ke Yerusalem dengan alasan saya tidak memiliki izin yang diperlukan. Saya sudah berusia 71 tahun, dan yang saya inginkan hanyalah salat di Masjid Al-Aqsa," katanya.
"Saya sangat sedih saat dicegah masuk. Saya berharap bisa berkunjung dan beribadah di masjid, tetapi tentara Israel melarang saya," tambahnya.
Hal serupa dialami Fatima Awawda, warga negara Amerika berusia 67 tahun dari Deir Dibwan, timur Ramallah. Ia dihentikan di pos pemeriksaan Qalandiya dengan alasan kesalahan dalam izin masuknya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: