Hasyim Muhammad
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus menuai respons dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari penulis dan budayawan asal Mojokerto, Hasyim Muhammad.
Ia menanggapi perdebatan seputar isu pemakzulan di organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Hasyim menyebut, dinamika yang terjadi belakangan ini justru menimbulkan kesan perebutan kursi jabatan, sesuatu yang menurutnya jauh dari nilai-nilai yang selama ini diajarkan dalam tradisi NU.
"Saya juga kurang setuju ada pemakzulan. Yang tampak dari luar adalah merebut jabatannya Gus Yahya,” ujar Hasyim di X @hasyimmah (2/12/2025).
Namun demikian, ia juga menyampaikan ketidaksetujuannya apabila Ketua Umum PBNU saat ini, Gus Yahya Cholil Staquf, terlalu bersikeras mempertahankan posisi.
"Di sisi lain, juga kurang setuju kalau Gus Yahya mempertahankan posisinya,” tegas Hasyim.
Dikatakan Hasyim, NU bukanlah organisasi yang bertujuan memperjuangkan kekuasaan duniawi.
Ia mengaku mempelajari hal tersebut dari ayahnya, yang juga merupakan bagian dari tradisi NU.
“Organisasi NU yang saya tahu dari Bapak saya itu bukan organisasi duniawi yang kita berebut jadi pimpinan,” Hasyim menuturkan.
Hasyim menambahkan bahwa seorang kader NU semestinya siap menjalankan amanah ketika ditunjuk, dan juga ikhlas melepasnya ketika diminta untuk mengembalikan.
"Kalau diutus jadi pimpinan ya dijalani dengan baik. Kalau diminta lagi ya tinggal dikasihkan,” lanjutnya.
Tidak berhenti di situ, ia menegaskan bahwa sikap mempertahankan ataupun merebut jabatan tidak sejalan dengan ajaran yang selama ini diyakininya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































