dokter Tifauzia Tyassuma alias dr. Tifa -- X
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka dugaan pencemaran nama baik Presiden ke-7 Jokowi, Dokter Tifauzia Tyassuma, kembali menyampaikan sikap tegasnya di tengah polemik yang berkembang.
Terlebih, terkait pertemuan yang tidak terlaksana dengan Komite Reformasi Polri beberapa waktu lalu.
Tifa menolak anggapan bahwa dirinya terlibat dalam upaya mediasi. Ia menegaskan bahwa ruang akademik tidak berdiri di jalur kompromi.
“Dalam beberapa hari terakhir, saya mengikuti berbagai narasi yang muncul di publik terkait pertemuan dengan Komite Reformasi Polri yang tidak terlaksana," ujar Tifa di X @DokterTifa (23/11/2025).
"Saya ingin menegaskan bahwa sebagai akademisi, saya tidak pernah menempatkan diri dalam urusan mediasi, negosiasi, atau apa pun istilah yang sejenis,” tambahnya.
Dikatakan Tifa, ilmu pengetahuan memiliki standar yang tidak bisa ditawar.
“Dalam dunia ilmu pengetahuan, kebenaran tidak dinegosiasikan dan tidak dimediasi, ia harus diuji, dibuktikan, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Meski begitu, ia menegaskan tetap menghormati ruang dialog.
“Karena itu, saya tidak mempersoalkan apakah sebuah pertemuan jadi atau tidak, ruang dialog tetap saya hormati, tetapi substansi akademik yang saya perjuangkan berdiri di atas landasannya sendiri,” sebutnya.
Tifa mengaku bersyukur karena dukungan masyarakat terus meningkat.
Ia menilai publik memahami bahwa sikapnya bukan terkait kepentingan politik, namun semata-mata menjaga nilai keilmuan.
“Saya bersyukur dukungan rakyat makin lama makin banyak dan terus mengalir, karena masyarakat memahami bahwa yang saya bela bukan kepentingan politik, melainkan marwah ilmu pengetahuan yang tidak boleh diperlakukan semena-mena,” imbuhnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































