
FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat politik ekonomi Indonesia, Ichsanuddin Noorsy punya pandangan yang cukup menarik terkait Danantara.
Sebelumnya, membentuk badan baru bernama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk mengelola aset-aset negara.
Badan itu diluncurkan 24 Februari 2025. Lembaga baru itu bakal mengelola semua aset milik negara, termasuk yang selama ini dikelola Kementerian BUMN.
Dari pembentukan Danantara inilah, banyak mendapatkan respon dan tanggapan.
Salah satunya datang dari Ichsanuddin Noorsy yang menyebut hadirnya Danantara ini sebagai jawaban dari efektivitas Pemerintahan.
“Sebenarnya problem utamanya adalah efektivitas pemerintahan itu kata kuncinya,” kata dikutip dari unggahan TikTok @Indonesiainside.id
Lanjut, ia punya prediksi terkait Danantara yang menurutnya tidak akan pernah efektif. Alasannya karena terjadi pertarungan di dalamnya.
“Danantara nanti pun tidak akan pernah efektif, buktinya terjadi tarik menarik dan itu bukti bahwa sesungguhnya terjadi pertarungan di dalam,” sebutnya.
“Apa poinnya? Perebutan duitkan,” jelasnya.
Banyak hal yang bisa terjadi dan menguntungkan beberapa pihak menurutnya dari hadirnya Danantara ini.
“Contohnya sebuah BUMN ingin mengambil hak saham berdasarkan perjanjian yang harus di jual ke dalam negeri,” ujarnya.
“Kemudian dia harus mendivestasi sahamnya sebesar 51 persen ke dalam perusahaan domestik BUMN. BUMN nggak punya duit. Jadi, yang 51 persen ini tidak bisa disekuritisasi? Bisa dong,” tuturnya.
“Kalau sekuritisasi, maka sesungguhnya yang dikeluarkan obligasi korporasi,” lanjutnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: